Peran Serta Seluruh Komponen Bangsa untuk Mewujudkan Ketahanan Pangan Nasional Melalui Pertanian

Sumber Gambar : bkpp.jogjaprov.go.id

Sejak dahulu Indonesia sudah terkenal akan kekayaan alamnya, khususnya di bidang rempah-rempah yang membuatnya menjadi rebutan bangsa-bangsa asing untuk menguasainya. Sejak bangsa-bangsa asing masuk ke Indonesia, pertanian di Indonesia mulai berkembang akibat modernisasi di segala bidang yang dilakukan oleh para bangsa asing atau penjajah tersebut. Namun, sayangnya Indonesia hanya dimanfaatkan untuk dikuras segala potensi yang dimilikinya, tak terkecuali potensi pertanian Indonesia yang sangat besar.

Bangsa Indonesia mulai mengenal pertanian sejak manusia hidup menetap dan meninggalkan masa berburu, dimana segala kebutuhan hidupnya terutama makanan harus mereka dapatkan tanpa berburu lagi. Selain itu, seiring berjalannya waktu manusia senantiasa mengalami perkembangan dan akan selalu mengembangkan segala potensi yang dimilikinya untuk mempermudah segala aktivitasnya. Begitu pula pertanian, manusia akan selalu memikirkan bagaimana cara mereka agar kebutuhan pangannya selalu tersedia tanpa harus bersusah payah, jawabannya adalah dengan mengembangkan pertanian.

Saat Indonesia memasuki masa-masa kerajaan, pertanian semakin berkembang lagi, terutama pada masa kerajaan Majapahit, mulai dikenal adanya sistem-sistem irigasi untuk pertanian. Hal ini dapat dilihat dari sistem pertanian di Bali yaitu subak, saat itu Bali masih dipengaruhi oleh kekuasaan kerajaan Majapahit. Subak adalah sistem pengairan pada daerah yang berlereng atau berbukit, yaitu sumber air yang berada di puncak akan dialirkan mulai dari atas hingga ke bawah yang daerah-daerah tempat penanaman pada lereng yang miring tersebut sudah diatur sedemikian rupa, sehingga masing-masing tempat pertanian mendapatkan kebutuhan air sama rata. Selain itu, subak juga dapat mencegah tanah longsor, karena mengolah lahan miring dengan membagi berpetak-petak sawah sehingga airnya dapat tertahan tanpa menggerus lahan miring tersebut.

Kegiatan pertanian di Indonesia telah menjadi suatu budaya yang sudah sangat melekat di kehidupan masyarakatnya. Budaya pertanian ini sudah turun-temurun mulai dari orang tua ke anak cucu sampai ke beberapa generasi. Bahkan, beberapa wilayah di Indonesia memiliki budaya sendiri-sendiri yang berkaitan dengan kegiatan pertanian di daerahnya masing-masing, seperti saat musim panen di suku Bugis-Makassar ada tradisi Pa,dekko, yaitu menumbuk padi secara bersama-sama yang dilakukan para wanita sambil diiringi nyanyian khas setempat sebagai rasa tanda syukur.

Indonesia adalah salah satu negara dengan sebagian besar mata pencaharian penduduknya sebagai seorang petani. Hal ini dikarenakan tanahnya yang subur dan  iklim yang mendukung. Tanah di Indonesia subur karena dilalui oleh dua jalur pegunungan api muda dunia yang bertemu di Indonesia, yaitu sirkum mediterania dan sirkum pasifik. Sebagaimana kita ketahui, tanah yang dipengaruhi oleh aktivitas vulkanis bersifat subur karena banyak mengandung mineral yang dibutuhkan oleh tumbuhan. Iklim di Indonesia juga mendukung kegiatan pertanian, karena Indonesia adalah negara tropis yang sepanjang tahun selalu mendapat cahaya matahari, dan curah hujan yang cukup. Selain itu, masih banyak lagi faktor-faktor yang mempengaruhi pertanian di Indonesia.

Pertanian di Indonesia mencapai puncak kejayaannya saat dipimpin oleh presiden Soeharto, presiden ke dua Indonesia. Saat itu Indonesia berhasil menjadi negara swasembada pangan tahun 1984, dimana Indonesia mampu memenuhi kebutuhan pangan nasional tanpa harus mengimpor barang pangan dari luar negeri, terutama beras. Hal ini dapat tercapai karena program pemerintah saat itu, yakni Pelita IV (1 April 1984 – 31 Maret 1989) sangat menitikberatkan peningkatan kualitas dan kuantitas produksi pada sektor pertanian. Dalam pelaksanaan program Pelita IV di sektor pertanian, pemerintah memberlakukan transmigrasi untuk daerah-daerah yang padat penduduknya ke daerah-daerah yang jarang penduduknya dan memiliki sumber daya  lahan potensial yang belum digarap dan juga membenahi segala sarana dan prasarana pertanian.  Pelita IV ini juga mempunyai program lain, yaitu program KB dan Rumah untuk Keluarga.

Sewaktu Indonesia menjadi negara swasembada pangan, tentu saja ketahanan pangan nasional terjamin. Tetapi beberapa tahun kemudian, setelah terjadi kerusuhan,  krisis di segala bidang, kasus pelanggaran HAM, kejahatan dimana-mana, korupsi merajalela, dan ketidakharmonisan hubungan antara pemerintah dan rakyatnya mengakibatkan Indonesia mengalami kemunduran di segala bidang. Hal ini juga dapat dilihat dari ketahanan pangan nasional yang melemah, bahkan Indonesia harus mengimpor beras dari luar negeri. Selain faktor formal yang mempengaruhi ketahanan pangan nasional, masih ada faktor nonformal seperti alam yang turut mempengaruhi kegiatan pertanian, dan tentunya akan berdampak pada ketahanan pangan nasional. Misalnya masalah lingkungan yang kurang mendukung proses kegiatan pertanian, seperti pembukaan lahan baru dengan membakar lahan yang seringkali menyebabkan kebakaran, pemanasan global yang mengakibatkan iklim jadi tidak menentu, pencemaran lingkungan karna ulah manusia, dan masih banyak lagi faktor lain yang mempengaruhi pertanian nasional.

Ketahanan pangan nasional sangat erat kaitannya dengan hasil pertanian, termasuk perkebunan, perladangan, dan lain sebagainya. Agar ketahanan pangan nasional dapat terwujud, hasil pertanian juga haruslah baik, mulai dari kualitas maupun kuantitasnya, dan hendaknya seluruh komponen bangsa harus ikut berperan serta saling bergotong  royong bekerja dan bersatu agar itu  semua dapat terwujud.

Pemerintah sebagai suatu instansi yang mempunyai tanggung jawab terbesar akan keadaan negeri yang dipimpimpinnya, seharusnya lebih memberi perhatian lebih untuk masalah kebutuhan utama yang harus dimiliki rakyatnya, yakni kebutuhan sandang dan pangan. Pemerintah dapat memperbaiki sistem pertanian di Indonesia dengan membuat kebijakan-kebijakan yang berdampak baik bagi pertanian. Selain itu, pemerintah juga harus memperbaiki sarana dan prasarana pertanian, mulai dari pembuatan dan perbaikan irigasi pertanian, penyediaan bibit unggul yang tahan dengan serangan hama dan kuat terhadap musim, pengembangan teknologi pertanian yang dapat mempermudah proses kegiatan pertanian, pemberian edukasi dan pembelajaran kepada para petani agar mereka lebih dapat mengembangkan segala potensi yang dimiliki dirinya dan lahan potensial yang bisa mereka garap dengan semaksimal mungkin.

Pemerintah juga tetap harus mengembangkan bahan pangan selain beras, agar masyarakat tidak terlalu bergantung pada beras dan memiliki variasi makanan yang beragam, dengan begitu asupan nutrisi yang masuk kedalam tubuh juga beragam, sehingga kesehatan masyarakat juga bagus. Yang perlu diperhatikan pula oleh pemerintah adalah proses pembangunan bidang pertanian haruslah sama rata di seluruh Indonesia, mulai dari Sabang sampai Merauke, mulai daerah terpencil hingga pinggir kota, bahkan dalam kota itu sendiri. Selain itu, pemerintah juga harus meningkatkan kesejahteraan para petani, karena merekalah orang-orang yang berjuang menyediakan apa yang bisa kita makan sekarang, dengan begitu pekerjaan sebagai seorang petani tidak dianggap lagi sebagai pekerjaan yang rendah dan makin banyak orang yang tertarik dengan pertanian, apalagi para generasi muda yang nantinya akan menjadi penerus bangsa pasti akan melirik dunia pertanian jika kesejahteraan dapat dijamin.

Salah satu hal yang paling penting dilakukan pemerintah untuk membenahi sektor pertanian adalah tetap memperhatikan dampak-dampak yang ditimbulkan kegiatan pertanian, seperti dampak lingkungan. Seringkali kita hanya memikirkan nasib kita sendiri dengan mengabaikan alam yang sudah bersedia untuk kita manfaatkan dan mengolah segala potensinya untuk memenuhi segala kebutuhan kita. Begitu pula pertanian, dalam melakukan kegiatan pertanian untuk memenuhi kebutuhan pangan, seringkali menimbulkan dampak buruk bagi lingkungan atau alam. Contohnya, saat membuka lahan sebagian besar masyarakat atau perusahaan pertanian termasuk perkebunan akan melakukan pembakaran terhadap lahan kosong yang biasanya akan menimbulkan kebakaran yang menyebabkan kabut asap tebal yang menutup pandangan dan menimbulkan berbagai penyakit, parahnya lagi asap tebal tersebut sudah sampai ke negara tetangga. Pemerintah bisa membuat kebijakan dan bukan hanya membuat, tetapi juga harus melaksanakan dan menghukum berat orang-orang yang berbuat demikian. Dengan begitu, tercipta pertanian yang selaras dengan kehidupan alam yang ramah lingkungan.

Para ahli pertanian juga sangatlah berperan penting dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional. Karena dengan ide-ide dan ilmunya, mereka dapat pergunakan semaksimal mungkin untuk mengembangkan teknologi pertanian yang lebih maju dan membantu para petani. Misalnya, dengan dibuatnya suatu alat untuk memanen padi secara otomatis dengan menggunakan waktu yang sangat singkat membuat para petani tidak perlu bersusah payah lagi untuk memanen hasil pertaniannya. Selain itu, masih banyak teknologi pertanian yang baru, seperti pembenihan yang dilakukan melalui kultur jaringan yang memiliki banyak keuntungan karena dapat menghasilkan bibit unggul dalam jumlah banyak dengan waktu yang singkat, pertanian hidroponik yang dilakukan pada media air untuk daerah yang memiliki keterbatasan lahan, seperti perkotaan, dan masih banyak lagi teknologi pertanian yang bisa dikembangkan para ahli pertanian.

Tapi, yang paling terlibat langsung dalam kegiatan pertanian untuk mewujudkan ketahanan pangan nasional adalah para petani, karena merekalah yang mengerjakan langsung proses kegiatan pertanian, yaitu memproduksi bahan-bahan pangan yang kita makan. Oleh karena itu, kita harus banyak berterima kasih kepada para petani dan lebih bersyukur atas apa yang bisa kita makan, sebab yang kita makan adalah hasil jerih payah para petani. Tanpa mereka, bagaimana kita bisa memenuhi kebutuhan utama yang sangat kita perlukan, yaitu makanan.

Peran serta masyarakat juga sangat diperlukan, karena mereka para konsumen bahan pangan yang sudah diproduksi oleh para petani. Sebaiknya masyarakat mengonsumsi bahan pangan yang dihasilkan oleh para petani lokal bukannya mengonsumsi bahan pangan impor, agar nilai jual bahan pangan berdampak baik bagi penghasilan para petani lokal. Masyarakat juga dapat mengembangkan pertanian di rumahnya sendiri dengan alat dan bahan yang sederhana, contohnya hidroponik sederhana jika lahan yang ada di rumah mereka terbatas.

Indonesia sebagai negara agriculture, hendaknya membudayakan pertanian mulai dari anak kecil dan para pelajar dengan memperkenalkan dan mengajari pertanian mulai dari hal-hal yang sederhana di sekolah, seperti bercocok tanam di halaman kelas masing-masing, baik itu tanaman bunga maupun kebun kecil-kecilan, agar generasi penerus pejuang dunia pertanian akan selalu ada dan pertanian di Indonesia semakin membaik di tangan para harapan dan semangat baru Indonesia, dengan begitu ketahanan pangan nasional akan terwujud.

Peran serta seluruh komponen bangsa dalam mewujudkan pertanian yang maju, agar ketahanan pangan nasional dapat terwujud sangatlah diperlukan. Karena dengan bersama-sama bekerja keras dan berdo,a semua hal yang sulit akan mudah terwujud. Oleh sebab itu, kita sebagai komponen bangsa harus saling bersatu demi terwujudnya ketahanan pangan nasional.

Sumber referensi :

https://id.wikipedia.org/wiki/kabinet-pembangunan-IV      

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gerakan Berkebun Ramah Lingkungan Berskala Rumahan untuk Meningkatkan Produktivitas di Masa Pandemi Covid-19

Implementasi Teori Belajar dalam Kurikulum Merdeka