Peran Penting Ilmu Demografi dalam Mewujudkan Masyarakat Berwawasan Kependudukan

Sumber gambar : Dokumentasi pribadi penulis

Salah satu faktor yang paling penting untuk memajukan bangsa ini adalah peningkatan sumber daya manusianya. Apabila suatu bangsa memiliki sumber daya manusia yang berkualitas, tentunya segala potensi yang dimiliki bangsa ini dapat dimaksimalkan sebaik mungkin. Pembangunan berwawasan kependudukan merupakan salah satu bagian yang harus dipahami oleh masyarakat kita. Mengapa selama ini Indonesia mengabaikan pembangunan berwawasan kependudukan? Hal ini tidak lain karena keinginan pemerintah untuk mempertahankan laju pertumbuhan ekonomi yang harus senantiasa tinggi. Pertumbuhan ekonomi menjadi satu-satunya ukuran keberhasilan pembangunan nasional. Walaupun Indonesia memiliki wawasan trilogi pembangunan yaitu pertumbuhan, pemerataan, dan stabilitas, namun pada kenyataannya pertumbuhan senantiasa mendominasi strategi pembangunan nasional.

Pemahaman masyarakat Indonesia tentang masyarakat berwawasan kependudukan masih sangat kurang! Hal ini dapat dilihat dari kualitas sumber daya manusianya. Berdasarkan data dari Badan Program Pembangunan di bawah PBB (United Nations Development Programme/UNDP) dalam laporan Human Development Report 2016 mencatat, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia pada 2015 berada di peringkat 113, turun dari posisi 110 di 2014. IPM merupakan pengukuran perbandingan dari harapan hidup, melek huruf, pendidikan, dan standar hidup untuk semua negara seluruh dunia. IPM digunakan untuk mengklasifikasikan apakah sebuah negara adalah negara maju, negara berkembang atau negara terbelakang dan juga untuk mengukur pengaruh dari kebijaksanaan ekonomi terhadap kualitas hidup.

Strategi pembangunan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia cenderung tidak dapat berjalan sekaligus antara pembangunan sumber daya manusia, pembangunan ekonomi, pembangunan infrastruktur, dan lain sebaginya. Strategi pembangunan yang bertumpu pada pertumbuhan tanpa melihat potensi penduduk serta kondisi sumberdaya alam dan lingkungan yang ada nyatanya tidaklah berlangsung secara berkesinambungan (sustained). Jika dikaitkan dengan krisis ekonomi dewasa ini, terjadinya krisis tersebut tidak lepas dari kebijaksanaan ekonomi yang kurang mengindahkan dimensi kependudukan dan lingkungan hidup. Strategi ekonomi makro yang tidak dilandasi pada situasi/kondisi ataupun potensi kependudukan yang ada menyebabkan pembangunan ekonomi tersebut mejadi sangat rentan terhadap perubahan. Belum terjadi strategi pembangunan yang serius berorientasi pada aspek kependudukan selama ini.

Pemahaman ilmu kependudukan atau demografi sangat penting untuk menciptakan SDM berkualitas dalam aspek masyarakat berwawasan kependudukan. Mungkin masih banyak diantara kita yang asing dengan istilah demografi, tahukah anda apa itu demografi? Secara bahasa demografi berasal dari dua kata yaitu demos dan graphien, demos yang berarti penduduk dan graphien yang berarti lapisan. Jadi, secara bahasa demografi berarti lapisan penduduk. Sedangkan menurut Boque: 1969 demografi adalah ilmu statistik dan matematika yang mempelajari ukuran, komposisi dan persebaran penduduk serta perubahannya pada suatu kurun waktu melalui proses fertilitas,mortalitas, perkawinan, migrasi serta perubahan penduduk.

Pendidikan demografi merupakan salah satu upaya efektif dalam mewujudkan masyarakat berwawasan kependudukan karena melalui pendidikan suatu individu dapat memahami dan mengaplikasikan ilmunya dalam kehidupan sehari-hari. Secara sederhana pembangunan berwawan kependudukan mengandung dua makna sekaligus yaitu, pertama, pembangunan berwawasan kependudukan adalah pembangunan yang disesuaikan dengan potensi dan kondisi penduduk yang ada. Penduduk harus dijadikan titik sentral dalam proses pembangunan. Penduduk harus dijadikan subyek dan obyek dalam pembangunan. Pembangunan adalah oleh penduduk dan untuk penduduk. Makna kedua dari pembangunan berwawasan kependudukan adalah pembangunan sumberdaya manusia. Pembangunan yang lebih menekankan pada peningkatan kualitas sumberdaya manusia dibandingkan dengan pembangunan infastruktur semata.

Sarana pendidikan demografi yang paling utama adalah sekolah. Pada jenjang pendidikan sekolah dasar dan menengah Ilmu kependudukan ini masuk ke dalam bagian ilmu geografi pada rumpun mata pelajaran IPS. Selain itu ilmu demografi juga dipelajari di matematika materi statistika yaitu pengolahan data yg biasanya digunakan dalam pengolahan data kependudukan. Jadi, sebenarnya kita telah belajar ilmu demografi sejak kita masih SD. Tapi, apakah itu sudah cukup untuk mewujudkan masyarakat berwawasan kependudukan yang sudah lama didengung-dengungkan? Belum, buktinya dalam pelaksanaannya masih mengalami banyak hambatan, sudah lama didengung-dengunkan mengenai penduduk sebagai subyek dan obyek pembangunan. Atau jargon mngenai pembangunan manusia Indonesia seutuhnya. Atau pembangunan bagi segenap rakyat. Sudah saatnya jargon tersebut diimplementasikan dengan sungguh-sungguh jika tidak ingin mengalami krisis ekonomi yang lebih hebat lagi dimasa mendatang. Dengan demikian, indikator keberhasilan ekonomi harus dirubah dari sekedar GNP atau GNP per kapita menjadi aspek kesejahteraan atau memakai terminologi UNDP adalah HDI (Human Development Index). Memang dengan mempergunakan strategi pembangunan berwawasan kependudukan untuk suatu pembangunan ekonomi akan memperlambat tingkat pertumbuhan ekonomi. Namun ada suatu jaminan bahwa perkembangan ekonomi yang dicapai akan berkesinambungan (sutainable). Sebaliknya pertumbuhan ekonomi yang tinggi hanya akan membawa pada peningkatan ketimpangan pendapatan. Industrialisasi dan liberialisasi yang terlalu cepat memang akan meningkatkan efisiensi dan pruduktivitas namun sekaligus juga meningkatkan pengangguran dan setengah menganggur.

Selain pendidikan formal di sekolah, masih harus dilakukan usaha lain dalam metode pengajaran ilmu demografi agar pemahaman tentang masyarakat berwawasan kependudukan dapat berjalan maksimal. Usaha lainnya dapat ditempuh melalui penyuluhan tentang ilmu demografi dalam materi mewujudkan masyarakat berwawasan kependudukan. Menurut Siti Amanah dalam artikelnya Vol 3 (1) Maret 2007 yang mengeluarkan hasil penelitiannya yaitu prinsip penyuluhan adalah pengembangan perilaku masyarakat melalui pendekatan pendidikan non formal untuk membantu menyediakan pilihan-pilihan agar mereka dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi secara mandiri. Sedangkan, menurut Wiriaatmadja (1973) yang menyatakan bahwa penyuluhan merupakan sistem pendidikan di luar sekolah, dimana mereka belajar sambil berbuat untuk menjadi tahu, mau, dan mampu/bisa menyelesaikan sendiri masalah yang dihadapi secara baik, menguntungkan dan memuaskan. Jadi penyuluhan adalah suatu bentuk pendidikan yang cara, bahan, dan sarananya disesuaikan dengan keadaan, kebutuhan, dan kepentingan sararan. Karena sifatnya yang demikian maka penyuluhan biasa juga disebut pendidikan non formal. Margono Slamet (2000) menekankan esensi penyuluhan sebagai kegiatan pemberdayaan masyarakat yang telah mulai lazim digunakan oleh banyak pihak sejak Program Pengentasan Kemiskinan pada awal dasawarsa 1990-an. Penyuluhan pembangunan sebagai proses pemberdayaan masyarakat, memiliki tujuan utama yang tidak terbatas pada terciptanya “better-farming, better business, dan better living, tetapi untuk memfasilitasi masyarakat (sasaran) untuk mengadopsi strategi produksi dan pemasaran agar mempercepat terjadinya perubahan-perubahan kondisi sosial, politik dan ekonomi sehingga mereka dapat (dalam jangka panjang) meningkatkan taraf hidup pribadi dan masyarakatnya.
Jadi, dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa didalam penyuluhan pasti akan terdapat perubahan-perubahan yang terjadi di masyarakat, maka dari itu tujuan dari penyuluhan salah satunya adalah adanya perubahan yang terjadi di dalam masyarakat.

Penyuluhan dapat dilakukan oleh badan-badan kependudukan seperti BKKBN dan Bappenas. Upaya-upaya untuk mewujudkan masyarakat berwawasan kependudukan melalui pemahaman ilmu demografi pada pendidikan formal contohnya di sekolah dan pendidikan non formal, contohnya penyuluhan. Dalam hal penyuluhan masyarakat berwawasan kependudukan yang salah satu materi dari ilmu demografi ini akan efektif jika disajikan dalam bentuk yang menarik. Hal ini didasarkan pada teori S-O-R yang merupakan singkatan dari Stimulus-Organism-Response. Menurut teori ini, efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap Stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan. Stimulus atau pesan yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan mungkin diterima atau mungkin ditolak. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian dari komunikan. Proses berikutnya komunikan mengerti. Kemampuan komunikan inilah yang melanjutkan ke proses berikutnya. Setelah komunikan mengolahnya dan menerimanya, maka terjadilah kesediaan untuk mengubah sikap (Effendy, 2003, p.255-256).

Dengan konsep pembangunan berwawasan kependudukan, penduduk akan dilihat secara
utuh dengan lima matranya, yaitu sebagai diri pribadi yang unik, sebagai anggota keluarga,
sebagai anggota masyarakat, sebagai warga Negara dan sebagai himpunan kuantitas.
-Matra manusia sebagai diri pribadi yang unik bermakna bahwa setiap orang di dunia ini tidaklah sama, dengan memahami hal itu, kita akan lebih menghargai diri kita sendiri
-Matra manusia sebagai anggota keluarga. Memahami betapa pentingnya peran setiap orang dalam keluarga terutama orang tua. Jika orang tua paham akan pengetahuan tentang kependudukan maka mereka akan mengerti tentang pentingnya program-program pemerintah untuk mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas seperti program KB yang berbasis pemberdayaan keluarga akan memandang bahwa keluarga adalah sebagai wahana strategis dalam pengembangan sumber daya manusia potensial yang akan melahirkan manusia-manusia pembangunan yang handal di segala bidang.
-Sebagai warga masyarakat sudah seharusnya saling membantu satu sama lain. Dengan wawasan kependudukan hendaknya masyarakat peka terhadap keadaan masyarakat lainnya sehingga rasa peduli kepada sesama dapat muncul.
-Sebagai warga negara! Kita pasti pernah mendengar kata-kata "" sebagai penduduk indonesia seharusnya kita menunjukkan sikap sesuai agama, pancasila, dan nilai-nilai luhur budaya setempat.
-sebagai himpunan kuantitas masyarakat berwawasan kependudukan menunjukkan bahwa masyarakat adalah suatu himpunan individu.

Oleh karena itu pemahaman ilmu kependudukan atau demografi sangat penting dalam mewujudkan masyarakat berwawasan kependudukan agar menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Dengan itu, segala potensi yang dimiliki bangsa ini dapat diolah semaksimal mungkin guna mewujudkan masyarakat yang makmur.

Daftar Pustaka

download.portalgaruda.org
https://journal.ugm.ac.id
https://www.bappenas.go.id
kampoengilmu.com/arti-demografi/
www.e-journal.iainjambi.ac.id

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gerakan Berkebun Ramah Lingkungan Berskala Rumahan untuk Meningkatkan Produktivitas di Masa Pandemi Covid-19

Implementasi Teori Belajar dalam Kurikulum Merdeka