Relevansi Perjalanan Pendidikan Nasional

Oleh : Muhajirin Makkawaru (G2 FIS 001)

Gambar 1. Pendidikan sebelum kemerdekaan (sumber: idntimes.com)

Perjalanan pendidikan nasional yang sudah berlangsung sejak zaman penjajahan hingga sekarang banyak memberikan pengalaman dan pembelajaran. Pendidikan sebagai usaha dan bekal dalam kehidupan terus mengalami perubahan dan mendapat banyak tantangan. Setiap jejak langkah perjalanan pendidikan nasional merupakan hal yang patut direfleksi hingga sekarang.

Sejak zaman penjajahan pendidikan formal secara kelembagaan mulai dikenal oleh rakyat Indonesia. Meskipun pendidikan yang diberikan hanya untuk kepentingan para penjajah dan untuk kaum tertentu yang sangat membelenggu kemerdekaan di dunia pendidikan. Hal tersebut menjadi alasan para tokoh-tokoh pendidikan Indonesia untuk melakukan perjuangan demi pendidikan yang berpihak pada bangsa dan rakyat Indonesia.

                                                                    

Gambar 2. Ki Hajar Dewantara (sumber: kumparan.com)

Tokoh pendidikan nasional Ki Hajar Dewantara banyak memberikan kontribusi pendidikan di masa menjelang kemerdekaan dan juga banyak memberikan sumbangsih pemikiran yang masih relevan hingga saat ini. Pemikiran dari Ki Hajar Dewantara merupakan landasan pendidikan nasional yang universal. Pemikiran dari Ki Hajar Dewantara yang dapat direfleksi dan selalu menjadi pengingat bagi pihak-pihak yang terlibat dalam dunia pendidikan yaitu sebagai berikut.

“Pendidikan itu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun anggota masyarakat.”

 Pemikiran dari Bapak Pendidikan Nasional selalu mengingatkan setiap pihak bahwa pendidikan yang berlangsung harus melihat potensi diri yang ada pada anak. Ibarat kata tidak mungkin seekor ikan dibimbing dan dilatih untuk memanjat pohon. Begitu pula anak yang mengikuti pendidikan perlu sesuai dengan kodratnya. Sehingga penting untuk merencanakan sebuah pembelajaran yang berorientasi pada peserta didik. Anak-anak tentunya akan mencapai kebahagiaan dalam pendidikan apabila hal yang dilakukannya sesuai dengan minat dari anak. Seorang anak harus tumbuh dengan kodrat yang dimilikinya dan sesuai dengan nilai-nilai yang baik sebagai manusia ataupun sebagai bagian dari anggota masyarakat yang perlu dibina sejak kecil.

                                            

Gambar 3. Logo Merdeka Belajar (sumber : kemdikbud.go.id)

Penjabaran dari pemikiran Ki Hajar Dewantara tersebut yang merupakan semangat dari gebrakan Kemendibudristek untuk membuat program Merdeka Belajar. Banyak program-program baru yang banyak memanfaatkan integrasi pembelajaran berbasis teknologi untuk mencapai kemerdekaan belajar bagi anak. Tetapi, kurikulum sebagai acuan bagi pihak-pihak yang  berperan penting dalam dunia pendidikan sudah banyak mengalami perubahan hingga di masa sekarang ini.

Pergantian kurikulum juga menjadi salah satu permasalahan yang dirasakan ketika tidak direncanakan dengan matang dan ketidaksiapan untuk menerapkannya. Berbagai usaha telah dilakukan oleh pemerintah untuk mulai sedikit demi sedikit melakukan penyesuaian terhadap  lembaga pendidikan yang ada. Namun tetap saja banyak kritik yang muncul dengan adanya Kurikulum Merdeka.

Esensi dari Kurikulum Merdeka yang masih memiliki persamaan dengan kurikulum sebelumnya terkesan hanya berganti nama saja. Sehingga banyak dianggap bahwa pergantian kurikulum hanyalah sebuah proyek setiap menteri. Harapan akan adanya kurikulum yang fleksibel dan senantiasa dapat mengikuti perkembangan zaman terbersit dalam pikiran. Bagian dari kurikulum yang menyangkut kegiatan pembelajaran bisa menjadi solusi seperti inovasi strategi, model, metode, dan media yang terintegrasi dengan berbagai jenis teknologi bisa menjadi sebuah masukan.

Tapi apapun tantangan yang ada, sebagai seorang calon pendidik merupakan hal yang penting untuk senantiasa berbenah dan berusaha untuk mewujudkan pendidikan yang semakin maju sesuai dengan potensi peserta didik dengan kepribadian dan sikap yang baik. Dasar-dasar pendidikan oleh Bapak Pendidikan Nasional adalah hal yang masih relevan dari perjalanan pendidikan nasional yang selalu menjadi pengingat dan petunjuk tentang bagaimana arah pendidikan ke depan.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gerakan Berkebun Ramah Lingkungan Berskala Rumahan untuk Meningkatkan Produktivitas di Masa Pandemi Covid-19

Pemikiran Filosofis Ki Hajar Dewantara

Implementasi Teori Belajar dalam Kurikulum Merdeka