Pendidikan yang Berpihak dan Memerdekakan Peserta Didik dalam Pendidikan Abad 21
Gambar 1. Poster kontekstualisasi pendidikan yang berpihak dan memerdekakan peserta didik (sumber: penulis)
Topik
5 Telaah Praktik Baik Pendidikan yang Memerdekakan
Pendidikan
yang berpihak pada peserta didik dan memerdekakan peserta didik adalah konsep
pendidikan yang memfokuskan proses pembelajaran bagi peserta didik sehingga
mereka harus menyelidiki sendiri topik pembelajaran yang sedang dibahas. Guru
berperan sebagai fasilitator dan tetap mendampingi serta mengarahkan peserta
didik.
Kesimpulan
Ki Hajar Dewantara sebagai
salah satu tokoh bangsa telah banyak memberikan kontribusi dalam dunia
pendidikan. Oleh sebab itu, Ki Hajar Dewantara diberi gelar Bapak Pendidikan
Nasional. Sumbangsih pemikiran yang beliau berikan masih relevan hingga saat
ini dan menjadi pondasi kuat bagi sistem pendidikan nasional. Dasar-dasar
pemikiran Ki Hajar Dewantara yang harus diingat bagi seorang pendidik adalah
hakikat pendidikan yaitu “Pendidikan itu menuntun segala kekuatan kodrat yang
ada pada anak-anak agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang
setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun anggota masyarakat.” Pemikiran
Ki Hajar Dewantara banyak terinspirasi dan banyak mengambil motivasi dari
nilai-nilai sosiokultural yang telah berkembang sejak lama di tengah-tengah
masyarakat Indonesia. Salah satunya tentang sistem among yang menurut Ki Hajar
Dewantara "Sistem among menyokong kodrat alam anak-anak yang kita didik
agar dapat mengembangkan hidupnya lahir dan batin." Dasar yang telah
dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantara yang berasal dari nilai-nilai sosiokultural
tersebut telah menjadi identitas pendidikan bangsa Indonesia.
Nilai Pancasila telah
menjadi identitas dan entitas bangsa Indonesia yang berwujud non fisik dan
hidup dalam keseharian Bangsa Indonesia. Oleh sebab itu, nilai Pancasila harus
dijaga dan dilestarikan dalam kehidupan bermasyarakat. Dasar-dasar Pendidikan
yang telah digagas oleh Ki Hajar Dewantara dari nilai-nilai Pancasila yang
berkembang di masyarakat berusaha diwujudkan dalam Profil Pelajar Pancasila
yang diperkenalkan dalam Kurikulum Merdeka. Ada 6 nilai yang terdapat dalam
Profil Pelajar Pancasila yaitu beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, mandiri, bergotong royong, bernalar
kritis, dan kreatif. Proyek tersebut diharapkan dapat diaplikasikan oleh
peserta didik dalam kesehariannya dan melibatkan peran aktif peserta didik
dengan berbagai jenis keterampilan yang merupakan ciri dari Pendidikan Abad 21.
Nilai Pancasila dan
dasar-dasar pemikiran Ki Hadjar Dewantara apabila telah dimaknai dalam proses
pendidikan maka akan menjadi fondasi pendidikan yang berpihak dan memerdekakan
peserta didik. Pendidikan yang berpihak pada peserta didik dan memerdekakan
peserta didik perlu dimaknai dan dihayati dalam konteks pendidikan Indonesia
saat ini karena era pembelajaran sudah berubah dari yang dulunya masih
konvensional yang berpusat pada guru kini sudah beralih kepada peserta didik.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat membuat akses
informasi yang begitu mudah sehingga siapa saja dapat membukanya. Peserta didik
juga dapat memanfaatkan teknologi tersebut sehingga sumber ilmu pengetahuan
bukan hanya berasal dari guru, tetapi dapat berasal dari mana saja. Namun guru
tetap harus mendampingi dalam proses pembelajaran.
Secara khusus, konsep
pendidikan yang berpihak dan memerdekakan peserta didik dalam pendidikan abad
21 dapat diterapkan di sekolah mitra tempat melaksanakan PPL. Konsep pendidikan
tersebut dapat dilakukan dengan menerapkan pembelajaran yang mengarahkan
peserta didik untuk lebih memberi ruang dan kesempatan kepada mereka untuk
mengeksplor pengetahuan dari lingkungan sekitar mereka. Contohnya dalam
mempelajari topik materi aktivitas penyebab pemanasan global, peserta didik
dapat diberikan kesempatan untuk mengamati secara langsung aktivitas yang ada
di sekolah mereka yang dapat memicu pemanasan global. Setelah itu peserta didik
dapat ditugaskan dalam kelompok untuk mempresentasikan hasil pengamatannya
dalam bentuk media poster. Kegiatan belajar tersebut dapat melatih keterampilan
4C yaitu communication, collaboration,
critical thinking, dan creativity yang
diharapkan dalam pendidikan abad 21.
Catatan: Topik 5 Koneksi Antar Materi dan Demonstrasi Kontekstual Mata Kuliah Filosofi Pendidikan Indonesia
Komentar
Posting Komentar