Rancangan Aplikasi Topik Belajar dan Teori Pembelajaran dalam Kelas


1.    Teori Belajar Behaviorisme

Teori belajar behaviorisme mengedepankan perubahan tingkah laku (respon) sebagai hasil dari pemberian perlakuan (stimulus) setelah proses pembelajaran berlangsung. Menurut Thorndike dalam teori stimulus dan respon dikatakan bahwa proses belajar melalui proses trial and error. Hal ini dapat diterapkan dalam pembelajaran di kelas dengan merancang kegiatan pembelajaran fisika dalam praktikum. Contohnya pada topik belajar Suhu dan Kalor dengan praktikum Azas Black. Penerapan teori behaviorisme yaitu sebagai berikut.

a.    Membuat perencanaan kegiatan praktikum dalam bentuk modul.

b.    Menyiapkan alat dan bahan untuk kegiatan praktikum.

c.    Memberikan pemahaman materi tentang konsep Azas Black.

d. Mengarahkan peserta didik dalam kelas untuk berkolaborasi dalam kelompok melaksanakan praktikum.

e.    Mengambil data praktikum.

f.     Menganalisis data praktikum dan membuktikan konsep Azas Black dari hasil analisis praktikum.

g. Apabila data hasil analisis praktikum tidak sesuai dengan konsep Azas Black maka guru menuntun peserta didik menemukan kesalahan yang dilakukan dalam praktikum.

h.  Setelah ditemukan kesalahan yang dilakukan, maka guru dapat menuntun kembali peserta didik untuk mengulang praktikum hingga dapat menemukan konsep Azas Black dengan benar.

i.   Penerapan teori behaviorisme ini dapat dilihat dari kesalahan-kesalahan yang dilakukan peserta didik dan mengulangnya hingga benar.

2.    Teori Belajar Sosial Kognitif

Teori belajar sosial kognitif memperhatikan aspek interaksi dari faktor pengetahuan (kognitif) peserta didik dan faktor lingkungan (sosial) dengan perilaku peserta didik. Albert Bandura merumuskan teori belajar sosial kognitif dengan mengakomodasi kemampuan kognitif manusia dalam berpikir dan belajar melalui pengamatan sosial. Teori belajar kognitif sosial dapat diterapkan dalam pembelajaran kelas dengan membentuk kelompok pada topik belajar konsep fisika seperti Pemanasan Global. Adapun langkah-langkah menerapkan teori belajar sosial kognitif dalam kelas yaitu sebagai berikut.

a.    Mengamati interaksi sosial peserta didik dan mengidentifikasi tingkat pengetahuan peserta didik dalam proses pembelajaran.

b.    Merumuskan hasil dari identifikasi pengetahuan dan sosial peserta didik.

c.  Merencanakan strategi, model, metode, dan media yang cocok untuk meningkatkan proses berpikir dan interaksi antar peserta didik seperti metode diskusi dan model pembelajaran berkelompok.

d.  Melaksanakan model dan metode yang diharapkan dapat meningkatkan sosial kognitif peserta didik.

e.  Menuntun peserta didik untuk berdiskusi dalam kelompok tentang topik belajar pemanasan global.

f.     Mengarahkan kelompok peserta didik untuk presentasi di depan kelas.

g.    Menyimpulkan hasil diskusi dan presentasi secara keseluruhan.

h.    Mengevaluasi aspek sosial kognitif peserta didik.

i.      Merencanakan tindak lanjut dari hasil yang dicapai oleh peserta didik.

3.    Teori Belajar Konstruktivisme

Teori belajar konstruktivisme menekankan pada proses pembentukan pengetahuan yang tumbuh dan berkembang melalui pengalaman peserta didik. Menurut Piaget, manusia memiliki struktur pengetahuan dalam otaknya, seperti sebuah kotak-kotak yang masing-masing memiliki makna yang berbeda-beda. Teori belajar konstruktivisme dapat diterapkan dalam pembelajaran kelas dengan menggunakan salah satu model pembelajaran seperti Problem Based Learning (PBL) pada topik belajar yang dapat dikaitkan dalam kehidupan sehari-hari seperti pengukuran. Langkah-langkah untuk menggunakan teori belajar konstruktivisme adalah sebagai berikut.

a.    Mengidentifikasi karakteristik siswa dan pelajaran yang akan diberikan.

b.  Merencanakan model pembelajaran yang dapat diterapkan agar peserta didik dapat membangun sendiri pengetahuannya seperti model pembelajaran Problem Based Learning (PBL).

c.    Peserta didik dapat diarahkan untuk mengkonstruk sebuah pengetahuannya sendiri ketika langkah orientasi masalah.

d.   Pembelajaran dapat dimulai dengan memberikan masalah kepada peserta didik tentang kegiatan pengukuran yang biasa dilakukan dalam kehidupan sehari-hari.

e.  Guru mengarahkan agar peserta didik mengaitkan permasalahan yang ada dengan pengalaman-pengalamannya di kehidupan sehari-hari sehingga peserta didik dapat membangun pengetahuan baru dari masalah dan pengalamannya.

Catatan: Topik 1 Aksi Nyata Mata Kuliah Pemahaman Tentang Peserta Didik dan Pembelajarannya

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gerakan Berkebun Ramah Lingkungan Berskala Rumahan untuk Meningkatkan Produktivitas di Masa Pandemi Covid-19

Pemikiran Filosofis Ki Hajar Dewantara

Implementasi Teori Belajar dalam Kurikulum Merdeka